Akhir-akhir ni "test" sering "menghantui".
Saban minggu duduk bawah masjid, menghadap kertas atas meja.
Mata sering tertumpu ke arah jam dinding.

Inilah "lumrah" kehidupan biasa sebagai seorang mahasiswa.
Sebuah tanggungjawab yang menguji diri agar dapat berbakti terhadap diri serta masyarakat.
Pesan seorang sahabat,
"Kalau belajar itu senang, itu tidak dipanggil belajar."
Lebih baik tidak perlu belajar langsung.

Bayangkan kita berada di sebuah taman bunga yang sangat besar.
Luasnya sejauh mata memandang.
Dari ufuk Timur ke kaki langit Barat.
Tetapi bunganya berwarna putih.
Bukan sekuntum, tapi semuanya berwarna putih.
Apa anda rasa?
Pasti timbul perasaan bosan.
Kenapa?
Sebab tiada warna lain.
Hanya seputih salju.
Tiada "keceriaan".

Itulah kehidupan setiap penuntut ilmu.
Ada "warna-warnanya" yang tersendiri.
Ada masa senang, ada masa sukar.

"Test" itu jugalah yang membawa "warna" untuk "menyerikan" kehidupan.
Supaya kita lebih hargai apa yang kita ada, walaupun bukanlah apa yang kita suka.
"Orang yang tidak pernah dibakar panas mentari, mustahil menghargai rimbun berteduh"

Dan ujian-ujian ini jugalah membuatkan saya muram berminggu-mingu.
Tekanan demi tekanan datang menerpa.
Antara "assignment", "presentation", "quiz", - semua berlaku serentak.
Masa diperuntukkan untuk fokus kepada ujian semakin berkurangan.
Dan suasana bertambah suram.


Tenanglah wahai hati.
Sifatmu berbolak-balik mengundang resah.
Sesungguhnya engkaulah raja.
Pemerintah agung berakyatkan akal.
Mulia rajanya, mulialah rakyatnya.

Hilangkan kesuraman itu, wahai hati.
Ingatilah Dia ketika tertawa.
Merintihlah kepada-Nya sewaktu sedih.
Carilah Dia tatkala sepi.
Kejarlah cinta yang kekal abadi.
Semoga ketenangan dapat dikecapi.


"Dan sekiranya hamba-Ku bertanya tentang-Ku kepadamu (wahai Muhammad) maka katakanlah sesungguhnya Aku amat dekat."
(Al-Baqarah:186)

Allah berfirman:

"Berdoalah kepada-Ku, maka Aku akan makbulkan."

"Sesungguhnya Allah amat menyukai orang yang mengulangi taubat dan orang yang membersihkan diri."


Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud:

"Sesungguhnya Allah itu lebih rapat dari urat nadi"

"Sesungguhnya Allah itu paling rapat dengan hamba-Nya ketika hamba-Nya sedang sujud kepada-Nya"



Kita selalu terlupa, dalam kesibukan mengejar kehidupan, masih ada yang setia menunggu kita.

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...